Minggu, 08 April 2012

SUARA-SUARA YANG BERKUMANDANG PADA KENAIKAN BBM

Tugas 3 Artikel
 
Berbagai penolakan dan protes sontak semakin nyaring terdengar seiring dengan semakin pastinya rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM di Bulan April. Meningkatnya harga minyak mentah Indonesia (ICP) hingga angka US$109.9, dan melemahnya nilai tukar rupiah dari  US$8.700 menjadi US$8.732 diyakini sebagai alasan paling mendasar munculnya keputusan untuk menaikan harga BBM. Masyarakat yang merasa keberatan dengan keputusan tersebut tentu mempunyai alasan yang jelas mengapa mereka bersi keras melakukan penolakan.

Jika harga BBM meningkat, akan terjadi efek domino berupa kenaikan harga bahan kebutuhan lainnya. Masyarakat Indonesia yang daya beli rata-ratanya masih rendah tentu akan merasakan dampak yang cukup besar karena adanya kenaikan harga tersebut. Kalaupun kemudian ada bentuk kompensasi yang diberikan oleh pemerintah, tentu itu tidak akan sebanding dengan beban yang ditanggung akibat kenaikan harga berbagai barang kebutuhan. Jumlah bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebesar Rp 150.000 setiap bulan yang rencananya akan diberikan mulai bulan April, dianggap tidak akan mampu membuat daya beli masyarakat tetap stabil. Selain jumlahnya yang tidak sebanding, pengalihan dana subsidi BBM dalam bentuk BLSM sampai saat ini dirasa belum tepat sasaran.

Suara Mahasiswa:

Suara-suara yang keluar dari mulut mahasiswa Indonesia dalam kenaikan BBM sangatlah nyaring dan salah satu yang dilakukan dalam bentuk protes tersebut ialah dengan berdemo/berunjuk rasa. Seperti yang terlihat di surat kabar berbasis web, kampus.okezone.com yang ditulis pada tanggal  26 April 2012,



PALEMBANG - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera) mengecam rencana Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Untuk membatalkan rencana pemerintah menaikkan harga BBM, mereka pun berunjuk rasa dengan memblokir jalan.”

“Ratusan mahasiswa Ampera memblokir jalan jenderal Sudirman Palembang yang merupakan salah satu jalan terpadat di kota Palembang. Selain menolak kenaikan harga BBM, para demonstran juga mengecam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang diberangkatkan ke luar negeri.“

“Dalam orasinya, Alim Muslimin selaku koordinator aksi mahasiswa meminta kepada SBY dan Boediono untuk batal menaikkan harga BBM, dan jika SBY tidak mendengarkan suara masyarakat, maka lebih baik turun saja sebagai kepala negara.”

"Jika ternyata harga BBM tetap dinaikkan, maka kami akan kembali turun ke jalan dan mengajak seluruh masyarakat Sumatra Selatan untuk mengingatkan pemerintah SBY bahwa di sini, di sudut kumuh kota, masih banyak rakyat yang menderita kelaparan," ujar Alim dalam orasinya, Senin (26/3/2012).
“Ratusan Mahasiswa Ampera ini tidak hanya membblokir jalan, mereka juga membakar ban di tengah jalan. Tak pelak lagi, kemacetan di jalan Jenderal Sudirman Palembang pun mengular.
Aksi ini juga diwarnai aksi saling dorong antara petugas kepolisian dengan mahasiswa ketika mahasiswa dipaksa polisi untuk membuka blokade jalan tersebut.”

Begitupun juga dengan Demo yang dilakukan oleh Sekelompok Mahasiswa yang berada di Makassar seperti kutipan berita dari tribunnews.com, tanggal 30 maret 2012

“TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Aksi protes dan perlawanan elemen kampus dan mahasiswa Makassar atas rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang berlangsung berlanjut hingga tengah malam.”

“Hingga berita ini turun cetak, pukul 02.21 wita Jumat (30/3/2012) dini hari, aksi protes elemen mahasiswa dan kampus di depan kampus Unismuh masih berlangsung dan diwarnai bentrok dengan aparat polisi.”

“Namun, bentrok pecah di Jl Sultan Alauddin, tepat di depan gerbang utama kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. Wartawan Tribun, Rudi Nashrudin,  yang berada di lapangan sejak awal bentrok, melaporkan, sejak pukul 23.00 wita, seratusan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin dan Universitas Negeri Makassar (UNM) datang membantu koleganya di Unismuh.”

“Perlawanan mahasiswa aytas sikap refresif berlangsung sejak Kamis (29/3/2012) pagi.  Dalam catatan tribun, termasuk yang terbesar dalam aksi protes mahasiswa menolak kenaikan BBM, sejak dua pekan terakhir.”

“Massa yang tumpah ruah dari sejumlah kampus besar dan ormas elemen kampus, ditaksir mencapai 10 ribu. Massa terbesar berjas merah dari kampus Univeritas Hasnuddin Makassar. Aksi damai dan tertib.”

“Selain kemacetan dan lumpuhnya sebagian aktivitas warga, aksi di Flyover tak menimbulkan gejolak dan anarkis. Tak sedikit yang memuji dan memberi simpati.”

“Sejak siang, lalulintas macet total. Aktivitas bisnis dan perdagangan di sekitar lokasi, sudah terhenti sejak siang, bahkan banyak ruko, dan kantor yang tak buka sejak Kamis pagi.”

“Dalam catatan Tribun Timur, sedikitnya 20 sepeda motor dirusak warga dan dibiarkan teronggok di pinggir jalan. Motor rusak parah dan sedang. Tingkat kerussakan rata-rata diatas 50 persen.”

“Tak hanya merusak puluhan motor, warga beserta polisi juga sudah membabi buta memukul serta menganiaya mahasiswa serta warga yang dianggap sebagian biang provokator terjadinya bentrokan. Tiga mahasiswa luka parah dan dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara, Polri, di Jl Mappaoddang.”

“Berdasarkan informasi dari pihak Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Rappocini sedikitnya 15 warga dan mahasiswa diamankan dalam bentrokan yang diwarnai dengan puluhan suara tembakan gas air mata. Suara pistol dan senapan laras panjang juga terdengar.”

Dibalik aksi-aksi demo tersebut, ada yang berujung anarkis dan perusakan tempat seperti kios makanan, tempat showroom mobil, dll. Padahal kan bisa saja demo dengan tertib, sopan, dan kurang menghormati yang lain. Contohnya saja:

SURABAYA--MICOM: Sejumlah mahasiswa menduduki Stasiun Gubeng Surabaya, dalam aksi menolak penaikan harga BBM, Selasa (27/3). Mereka memblokade rel kereta api di Stasiun Gubeng Surabaya. Akibatnya, semua kereta api yang akan masuk Stasiun Gubeng diberhentikan sementara di stasiun sebelumnya.

Heri Winarno, Asmen Customer Care PT KA Daops VIII, menyatakan pihaknya meminta maaf kepada pengguna jasa kereta api khususnya lintas selatan yang lewat Stasiun Gubeng karena perjalanan terganggu.

Semua KA terpaksa diberhentikan pihak PT KA di Stasiun Wonokromo dan Stasiun Surabaya Kota (Semut) sebelum memasuki Stasiun Gubeng.

Hingga berita ini ditulis, PT KA masih bernegosiasi dengan perwakilan mahasiswa. Jika Stasiun Gubeng sudah bersih dari aksi mahasiswa yang menduduki jalur rel tersebut, operasional KA diharapkan akan normal kembali.

Andrianus selaku wakil mahasiswa menyatakan pihaknya memblokade rel karena kereta api juga bagian dari milik pemerintah.

"Wajar kalau kita juga berunjuk rasa di lokasi milik pemerintah, biar mereka tahu bahwa kita menolak penaikan BBM," ujarnya. (diambil dari Media Indonesia, selasa, 27 maret 2012)

Menjadi pertanyaan mengapa demonstrasi mahasiswa harus berakhir anarkis? Jika dipertanyakan seperti itu, perlu ada kesadaran bersama di balik aksi anarkis mahasiswa. Tidak ada asap tanpa ada api. Umumnya reaksi mahasiswa untuk bertindak anarkis akibat stimulus tiga persoalan krusial. Ketiganya tidak dapat terlupakan dan saling berintegrasi dalam demonstrasi yang digelar mahasiswa.

Pertama, sikap represivitas aparat keamanan dalam menanggapi provokasi mahasiswa. Banyak terjadi aksi anarkis mahasiswa terjadi akibat adanya provokasi pihak luar, utamanya aparat keamanan. Apalagi seperti diketahui, polisi yang diturunkan ketika menghadapi aksi mahasiswa umumnya polisi muda. Pertemuan darah muda mahasiswa dan polisi muda membuat aksi mudah panas sehingga sering terjadi bentrok.

Kedua, aksi anarkis mahasiswa upaya memancing perhatian media massa. Masih banyak terjadi asumsi, aksi bentrok akan jarang mendapatkan liputan media massa. Umumnya gerakan mahasiswa chaos agar mendapatkan pemberitaan luas. Ketika mahasiswa berdemonstrasi santun, media massa diasumsikan malas meliput demonstrasi mahasiswa.
Ketiga, anarkisme adalah strategi pesan agar suara mahasiswa didengar penguasa dan masyarakat Indonesia. Aksi mahasiswa umumnya pasti mengandung pesan yang ingin disampaikan secara luas. Mereka bergerak anarkis untuk memancing perhatian publik. Dalam kasus kenaikan harga BBM, sikap anarkisme mahasiswa Medan memblokir bandara Polonia mendapat perhatian luas masyarakat Indonesia. 

Gerakan “penyadaran” penting mengingat seringkali sikap anarkisme mahasiswa Indonesia belakangan ini banyak mendapatkan penilaian negatif masyarakat. Masyarakat Indonesia masih menganggap tindakan anarkis mahasiswa tidak bermanfaat. Pemblokiran SPBU, restoran cepat saji dan merubuhkan pagar DPR mungkin dinilai heroik bagi mahasiswa. Tapi masyarakat menilai tindakan itu mengganggu kepentingan umum. Jika mahasiswa masih membiarkan pola anarkisme tumbuh subur, mungkin saja di masa mendatang gerakan mahasiswa gagal mendapatkan  dukungan rakyat Indonesia.

Tapi, dari semua hal kegiatan para Mahasiswa yang dipandang positif maupun negatif tersebut berbuah hasil seperti kutipan berikut ini:

Jakarta - Rapat paripurna DPR sudah menghasilkan 2 opsi berkaitan dengan kenaikan harga BBM subsidi. Dari 2 opsi yang ada, rencana kenaikan harga BBM subsidi menjadi Rp 6.000 pada 1 April 2012 dipastikan batal! Saat ini pada sidang paripurna di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (30/3/2012), sedang dilakukan voting 2 opsi. Opsi pertama tidak ada perubahan apapun dalam RUU APBN-P 2012 pasal 7 ayat 6 yang isinya tidak memperbolehkan pemerintah menaikkan harga BBM.

Opsi kedua menerima penambahan pasal 7 ayat 6a yang isinya adalah memperbolehkan pemerintah mengubah harga BBM jika harga minyak mentah (Indonesia Crude Price/ICP) mengalami kenaikan atau penurunan rata-rata 15% dalam waktu 6 bulan. Dari kedua opsi tersebut, berarti kenaikan harga BBM subsidi tidak mungkin dilakukan 1 April 2012 seperti rencana dari pemerintah. Dalam APBN-P 2012 sebelumnya disepakati asumsi ICP adalah US$ 105 per barel atau naik dari asumsi sebelumnya US$ 90 per barel.

Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, ICP rata-rata untuk 6 bulan ke belakang dari saat ini adalah US$ 116,49 per barel dengan rincian ICP Oktober 2011 US$ 109,25 per barel, November 2011 US$ 112,94, Desember 2011 US$ 110,70, Januari 2012 US$ 115,90 per barel, Februari 2012 sebesar US$ 122,17 per barel, dan Maret 2012 sebesar US$ 128 per barel. Dengan realisasi harga itu, maka dalam 6 bulan ini kenaikan rata-rata ICP masih 10,94% dibandingkan asumsi harga minyak yang ditetapkan pemerintah dalam RAPBN-P 2012 sebesar US$ 105 per barel. Berarti harga BBM belum bisa naik! (diambil dari finance.detik.com Sabtu, 31 Maret 2012) 


Revan
2921107
1EB23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar